Sabtu, 09 Juli 2022
Aksi Nyata Program Yang Berdampak Pada Murid
https://drive.google.com/file/d/17QkneLf-EN_GbcxUL3Usppomn_dxTWOm/view?usp=sharing
https://youtu.be/QMBw1oJybO8
Jumat, 10 Juni 2022
3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
3.2.a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
ABDUL QODIR, S.Pd.I
CGP ANGKATAN 4
UPTD SDN 1
MALANGSARI KEC. BANGODUA KAB. INDRAMAYU
SINTESIS BERBAGAI MATERI
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber
daya merupakan seorang yang memiliki kemampuan untuk mengenali
,menggali,menganalisis,dan memetakan potensi sumber daya atau aset utama
daerah,atau sekolahnya dengan pendekatan berbasis asset (asset
based thinking), selanjutnya memanfaatkan dan memberdayakan aset-aset
tersebut seoptimal mungkin untuk mewujudkan perubahan pembelajaran yang
berpihak pada murid. pengelolaan sumber
daya yang tepat dan optimal tersebut akan memaksimalkan peran dan fungsi dari
setiap sumber daya sehingga proses pembelajaran murid lebih berkualitas.Hal ini
selaras dengan filosofi KHD bahwa pendidikan harus berpihak pada murid dengan
memenuhi kebutuhan murid dan mengembangkan potensinya.
PEMIMPIN PEMBELAJARAN.
1. Sebagai
seorang pemimpin pembelajaran baik dikelas maupun disekolah ,kita harus mampu
memimpin disaat pelaksanaan pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar
kelas.
2. Tujuannya
diharapkan guru dapat memimpin siswa sesuai dengan fungsi kepemimpinan yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Seorang
guru harus memahami model-model kepemimpinan yang baik,karena proses
pembelajaran yang baik ditentukan salah satunya dengan gaya model kepemimpinan
guru dalam proses pembelajaran dikelas.
IMPLEMENTASI
DALAM KELAS,WARGA SEKOLAH DAN MASYARAKAT SEKITAR
1. Implementasi
pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber dengan menggunakan
pendekatan ABCB (Asset Based Community
Development)
2. Menyusun prakarsa perubahan
dengan menggunakan BAGJA (Buat pertanyaan,
Ambil pelajaran, Gali mimpi,
Jabarkan rencana dan Atur eksekusi)
HUBUNGAN PENGELOLAAN YANG TEPAT DALAM PROSES
PEMBELAJARAN DAN MURID MENJADI BERKUALITAS.
1. Sekolah sebagai ekosistem
pendidikan dimana terdapat bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang
hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup)
2. Suasana lingkungan yang
menyenangkan adalah prioritas untuk murid nyaman dalam belajar.
Faktor-faktor biotik yang ada disekolah adalah kepala
sekolah,
guru,
murid,
orang tua murid,
komite sekolah dan masyarakat sekitar dilingkungan sekolah.
Faktor-faktor abiotik yang berperan aktif dalam menunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran
Faktor abiotik yang ada diekosistem sekolah antara lain
keuangan,sarana dan prasarana.
Dalam pengeloaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah
ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pendekatan berbasis kekurangan atau masalah (deficit
based thinking)
Pendekatan ini akan memusatkan kita pada
kekurangan,segala sesuatu akan terlihat negatif.kita harus bisa mengatasi
masalah yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang akan diraih.Semakin lama
secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa merasa tidak nyaman dan
curiga yang ternyata dapat menjadikan kitabuta terhadap potensi dan peluangyang
ada disekitar.
2. Pendekatan berbasis aset (asset based thinking)
Pendekatan ini adalah sebuah konsep yang dikembangkan
oleh Dr.kathryn Cramer,
seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk
pengembangan diri.
Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal
piositif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir ,kita diajak untuk
memusatkan perhatian pada apa yang bekerja danapa yang menjadi inspirasi,yang
menjadi kekuatan atau potensi yang positif.
PEMETAAN TUJUH ASET YANG ADA DI UPTD SDN 1 MALANGSARI
1.
MODAL MANUSIA.
Seluruh warga sekolah diantaranya yaitu, kepala sekolah,
guru,
murid,
wali murid,
pengawas sekolah komite dan masyarakat.
2.
MODAL SOSIAL
Komunitas yang ada disekitar komunitas
praktisi,
PGRI,
KKG PAI,
KKGO,
Puskesmas,
Perangkat desa,
karang taruna,
humas dan alumni sekolah.
3.
MODAL FISIK
Gedung sekolah, perpustakaan, sumber air,
selokan,toilet,
TPA sampah,
gudang,
kantin,
koperasi,
rumah dinas,
uks,
tempat parkir, infrastruktur (wifi,
lektop,
printer dan instalasi listrik)
4.
MODAL LINGKUNGAN
Halaman sekolah, kebun, pohon pisang ,pohon mangga dan taman.
5.
MODAL FINANSIAL
DANA BOS, Tabungan sekolah, koperasi sekolah,
PIP,
Gerpak
(Gerakan infak),
gaji guru,
penjualan hasil panen buah mangga.
6.
MODAL POLITIK
Pemerintahan daerah, DISDIK, KWKBP,
DEPAG,
layanan kesehatan,
PDAM,
BANK,
PLN,
BPJS Kesehatan,
BPJS Ketenagakerjaan, kantor pajak dan desa.
7.
MODAL AGAMA DAN BUDAYA
AGAMA : Kegiatan PHBI (MAULUDAN,
RAJABAN,
PESANTREN PINTAR, IMTIHAN AKHIRUSANAH,
BUDAYA : MUNJUNGAN ,MAPAG
SRI.
KAITAN MATERI SATU DENGAN MATERI LAINNYA SELAMA MENGIKUTI
PELATIHAN GURU PENGGERAK.
Modul satu tentang tujuan pendidikan dari KHD, yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia atupun sebagai anggota masyarakat.
Modul dua tentang pembelajaran berdisferensiasi PSE (pembelajaran sosial dan ekonomi) yang mengacu pada kerangka
CASEL.PSE berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan
anak secara positif dengan program yang terkoordinasi secara lebih baik antara
berbagai pihak komunitas sekolah.
Modul ini juga membahas coaching sebagai cara untuk berinteraksi dan
membangun ekosistem yang baik dalam menunjang pencapaian tujuan melalui
penggalian potensi yang dimiliki
Modul tiga membahas konsep pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran,CGP diharapkan dapat mengambil keputusan
berdasarkanpengetahuan yang telah dipelajaritentang berbagai paradigma,prinsip
dan pengambilan dan pengujiankeputusan pada konteks disekolah dengan mulai
merancang tindakan.Modul ini juga membahas tentang pemimpin dalam pengelolaan
sumber daya dimana CGP diharapkan mampu menganalisi aset dan kekuatan dalam
pengelolaan sumber daya yang efektif dan efesien,merancang pemetaan potensi
yang dimiliki sekolah dengan menggunakan pendekatan komunitas yang berbasis
aset.merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset yang
telah dilakukanmenunjukan sikap aktif ,terbuka,kritis dan kreatif, dalam upaya
pengelolaan sumber daya.
HUBUNGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI PROSES
PEMBELAJARAN MODUL 3.2
·
Sebelum mengikuti
proses pembelajaran modul 3.2:
Saya belum mampu mengelola dan memanfaatkan aset -aset
sumber daya yang ada disekolah secar efektif dan efesien.
·
Sesudah mengikuti
proses pembelajaran modul 3.2:
Saya mulai menggunakan aset-aset sumber daya lebih
efektif dan efesien,untuk meningkatkan belajar dan meningkatkan rencana aksi
yang sudah diprogramkan dan saya gali hal-hal positif yang ada untuk mencapai
kesuksesan.
Pengelolaan sumber daya yang tepat oleh pemimpin
pembelajaran akan memberikan dampak positif bagi kualitas belajar murid.Sebagai
contoh ,sekolah yang memiliki sumber belajar dan sarana prasaran
terbatas mampu menghasilkan murid yang berprestasi dan unggul karena
memiliki guru yang dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar yang potensial.
Kemampuan pemimpin pembelajaran dalam memaksimalkan
potensi yang dimiliki sekolah,selaras dengan pemikiran Ki hadjar Dewantara
tentang pendidikan yang menyebutkan tentang adanya kekuatan kodrat alam dan
kodrat zaman.
Harapan saya:
Setelah mempelajari modul ini ,dengan adanya perubahan
mindset maka akan menjadi guru yang mampu menuntun siswa, lebih kreatif mengelola emosi, memenuhi kebutuhan siswa
yang beragam dan memiliki skill coaching serta mampu melakukan pemetaan aset
dan kekuatan baik yang dimiliki diri sendiri ataupun oleh sekolah. Untuk dapat menentukan ekosistem belajar wellbeing sehingga terwujud
pemeblajaran yang berpihak pada murid dengan merdeka belajar da akan
terciftanya profil pelajar pancasila.
TAHAP PERUBAHAN YANG AKAN
DILAKUKAN.
Menggunakan tahapan BAGJA.
- Buat pertanyaan utama
- Ambil pelajaran
- Gali mimpi
- Jabarkan rencana
- Atur eksekusi
PRAKARSA PERUBAHAN.
Prakarsa perubahan |
pertanyaan |
Daftar
tindakan/riset/penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban |
B-uat
pertanyaan(Devine) |
Apa yang kita miliki
untuk membuat kelas menjadi lebih menyenangkan? |
-melakukan pemetaan
aset yang berpihak pada murid |
A-mbil pelajaran
(Discover) |
Apa manfaat jika kelas
kita terasa nyaman dan asri? |
-membuat murid semangat
sekolah,dan betah belajar dikelas sehingga prestasi meningkat. |
G-ali
mimpi (Dream) |
Bagian kelas yang mana
yang akan diubah ,dan bagaimana kita mengubahnya? |
-menampung dan
mendengar pilihan murid dengan melakukan pemetaan kebutuhan murid. |
J-abarkan
rencana(Desain) |
Apa yang dilakukan
kelas menjadi nyaman dan menyenangkan ? |
-Merancang suasana
kelas yang membuat murid senang . -merancang kegiatan
pembelajaran yang berdisferensiasi. |
A-tur eksekusi
(Deliver) |
Kapan dan siapa yang
akan terlibat dalam perubahan dan bagaimana nanti kita merawatnya? Bagaimana perasaan kita
jika kelasnya lebih nyaman dan asri,apa yang akan kitamlakukan selanjutnya? |
-melaksanakan kegiatan
segera dalam rencana tersebut. -Adanya dukungan
guru,murid,kepala sekolah dan rekan sejawat.dukungan yang dibutuhkan adalah
oleh semua pihak yang ada disekolah. |
Rabu, 04 Mei 2022
3.1.a.9 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi
Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pengambilan keputusan merupakan cara yang akan memiliki
pengaruh besar dalam proses dan berjalannya sebuah organisasi/sekolah, maka
dalam modul ini CGP diminta untuk melaksanakan refleksi terhadap materi-materi
pada modul yang sudah dipelajari dalam bentuk koneksi antar materi. Beberapa
pertanyaan yang dapat membantu untuk menjabarkan keterkaitan antar modul
berdasarkan refleksi CGP adalah seperti di bawah ini.
Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi
Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan
filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin pembelajaran adalah ketika guru mampu menyadari bahwa dalam lingkungan
sekolah sering kali kita dihadapkan pada berbagai dilema etika dan bujukan
moral. Berdasarkan keradaan tersebutlah maka guru harus memiliki kompetensi dan
peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara dengan
cara menjadi sosok yang dapat menjadi teladan yang positif, motivator,
fasilitator dan mampu membentuk karakter positif kepada murid untuk mewujudkan
profil Pelajar Pancasila. Dalam pengambilan keputusan guru juga dapat
menggunakan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Menurut saya bahwa nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita
akan berpengaruh pada prinsip-prinsip yang akan kita ambil nantinya dalam
pengujian dan pengambilan keputusan. Pada proses pengambilan keputusan, kita
mengenal tiga prinsip yang meliputi: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil
dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai-nilai yang
tertanam dalam diri kita. Guru dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran juga
harus memiliki rasa empati terhadap murid agar murid memiliki rasa terbuka dan
berminat terhadap pembelajaran yang kita berikan, hal ini merupakan salah satu
prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).
3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita terutama
dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah
pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada
modul 2 sebelumnya.
Menurut saya mengenai kaitannya antara pengambilan keputusan
dengan kegiatan coaching sangat efektif, karena dengan mempelajari materi
coaching kita dapat mempelajari cara berkomunikasi yang memberdayakan
(asertif), teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA. Artinya, dengan
kemampuan dalam menerapkan coaching untuk membantu memecahkan permasalahan
yang dialami oleh murid atau komunitas praktisi di sekolah merupakan cara dalam
pengambilan keputusan ketika dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral.
Selain itu dalam pengambilan keputusan juga menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip
dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan bersama murid atau
komunitas praktisi di sekolah.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Menurut saya bahwa dasar pengambilan keputusan adalah
nilai-nilai kebajikan yang tidak bertentangan dengan dilema etika atau bujukan
moral. Dalam proses mengelola aspek sosial dan emosional dalam pengambilan
keputusan maka diperlukan teknik mindfullnes atau kesadaran penuh, hadir
sepenuhnya dalam masalah yang dialami dan mampu memahami tujuan pembelajaran
sosial emosional. Ketika guru mampu menerapkan mindfullnes yang didalamnya
juga terdapat nilai-nilai kebajikan, maka dalam pengambilan keputusan akan
berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah
moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Menurut saya sebagai seorang pendidik tentunya kita akan
dihadapkan pada situasi dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah.
Penanganan masalah pada studi kasus yang telah di sediakan memberikan contoh
dan praktik secara langsung merupakan masalah yang sering kita jumpai di
sekolah baik yang dialami oleh murid maupun guru dalam proses berinteraksi di
sekolah. Adanya teknik 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan
pengambilan keputusan akan memberikan rambu-rambu dalam penyelesaian dilema
etika atau bujukan moral yang dihadapi.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.
Menurut saya dalam pengambilan keputusan memiliki arti yang
penting bagi berkembangkan sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada
pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap
organisasi atau lembaga ke arah yang lebih baik, berkembang dan mampu
mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Namun jika dalam pengambilan
keputusan terjadi kesalahan, maka akan berdampak buruk bagi organisasi atau
lembaga tersebut, sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan harus
berpedoman pada paradigma, prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan
pengambilan keputusan.
7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan
Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Menurut saya perubahan tidak dapat dibangun secara singkat,
namun ada proses yang harus dilalui dan dikerjakan agar terwujud. Perlu adanya
sosialisasi dan komunikasi secara persuasif secara terus-menerus agar
lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki pemahaman baru
dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan atas
adanya perubahan maka perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan
budaya positif dalam lingkungan tersebut. Dengan berdasarkan pada visi dan misi
serta tujuan sekolah, maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh
lingkungan atau warga sekolah.
8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan
yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Menurut saya hal itu memiliki pengaruh, karena kita sebagai
pemimpin pembelajaran tentunya sudah memahami pokok-pokok atas perubahan yang
salah satunya pembelajaran berpihak pada murid, sehingga seorang pemimpin
pembelajaran dalam melakukan pengambilan keputusan mampu memfasilitasi dan
memerdekakan murid dalam proses pembelajaran di sekolah.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Menurut saya, sebagai seorang guru yang selalu memberikan
bantuan pembelajaran dan pelayanan konseling kepada murid akan selalu
memperhatikan rencana jangka panjang yang akan dihadapi seorang murid ketika
terjun ke masyarakat, sehingga guru harus menjadi motivator, coach dan pengaruh
yang baik kepada murid agar mampu beradaptasi dan memiliki kemandirian dalam
mengambil keputusan.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat diambil dari modul yang sudah saya
pelajar ini dan kaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa sebagai
guru yang merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan komunitas praktisi di
lingkungan sekolah maka diharapkan mampu memiliki sikap among berdasarkan
Pratap Triloka yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembang dan menjadi
modelling bagi lingkungannya. Selain itu, kemampuan guru dalam pengambilan
keputusan didasari oleh kemampuannya dalam melaksanakan coaching, sehingga
pengambilan keputusan yang diperoleh memberikan dampak positif bagi murid dan
sekolah.
Jumat, 14 Mei 2021
Modul Pendamping Bagi Orang Tua Kelas 2
AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)Modul Pendamping Bagi Orang Tua Kelas 2
Modul Pendamping bagi Orang Tua
Berisi tips mendampingi anak ketika belajar,
tip kegiatan literasi dan numerasi lain yang
dapat dilakukan serta tabel organizer yang
merangkum pembelajaran dalam satu minggu,
memudahkan orang tua untuk menyiapkan
keperluan dan strategi belajar anak dalam
pembelajaran.
Unduh Modul Pendamping Orang Tua Jenjang SD
-
UPACARA BENDERA Kegiatan Upacara setiap hari senin bersama keluarga besar UPTD SDN 1 MALANGSARI SHOLAT DUHA Keg...
-
Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran Pengambilan keputusan merupakan cara yang akan memi...
-
AYO TETAP BELAJAR Jangan pernah bosan untuk selalu membimbing, mengarahkan, mendidik, menyayangi anak-anak kita untuk selalu mengerjakan...